top of page

Dikejar oleh Kasih Karunia

  • Writer: Fendy Simatauw
    Fendy Simatauw
  • Dec 18, 2020
  • 7 min read

Jembatan bisa datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Tapi, apa pun bentuknya atau ukurannya, jembatan yang dimaksud untuk satu hal. Untuk mendapatkanmu dari satu sisi yang lain. Alkitab mengajarkan kita bahwa dosa memisahkan kita dari Tuhan. Ketika dosa memasuki hidup Anda, hampir seperti Anda di satu sisi jurang dan ALLAH aktif sisi lain. Dosa adalah jurangnya membuat Anda terpisah dari Tuhan. Tapi, Tuhan TIDAK menginginkan itu. Itulah mengapa Dia mengirim Anak-Nya, Yesus ke Bumi. Yesus membangun BRIDGE/ jembatan untuk kita datang kepada Tuhan. Dalam pelajaran ini, anak-anak Anda akan belajar tentang bagaimana Yesus adalah Jembatan bagi kita untuk mencapai Tuhan. Jika kita menerima harga yang dibayar Yesus di kayu Salib, kita bisa melewati jurang dosa dan dipersatukan kembali dengan Allah.


Ketika dosa berdiam, hidup dan bergerak dalam kita. Kita tidak tahu harus memperbaiki hidup dari mana. Kita tidak bisa mengampuni diri sendiri, malu & merasa seperti mau mati. Kasih karunia datang menyatakan kasih dan penerimaan. Hasilnya DIUBAHKAN.


Perhatikanlah beberapa contoh mengenai sikap Yesus yang sungsang terhadap wanita. Yang paling menyolok adalah percakapan-Nya dengan wanita Samaria dekat sumur Yakub (Yoh 4:1-42). Samaria terletak di antara dua wilayah Yahudi: Galilea di utara & Yudea di selatan. Orang-orang Yahudi yang mengadakan perjalanan di antara kedua wilayah ini sering menghindari Samaria untuk menghindari serangan.


Dalam peristiwa ini, Yesus mengambil jalan pintas dan berjalan melalui Samaria. Ia duduk sendirian dekat sebuah sumur, sementara para murid sedang berusaha membeli makanan di desa terdekat. Seseorang mendekat dengan tiga cacat pada dirinya: seorang wanita, seorang Samaria, seorang peserong. Yesus minta seteguk air kepadanya. Dalam sekejap Ia menghancurkan semua norma sosial yang dibentuk untuk mencegah tingkah laku demikian.


Yesus bukan sekedar bersikap ramah kepada wanita itu. Permintaan-Nya yang sederhana telah menembus empat aturan sosial.


1. IA DALAH SEORANG WANITA.


Pria dilarang memandang wanita yang telah menikah di muka umum, apalagi berbicara kepadanya. Para nabi berkata, “Seorang pria tidak boleh bercakap-cakap dengan seorang wanita di jalan, bahkan dengan isterinya sendiri, apalagi dengan wanita lain, agar tidak terlibat gosip””


Yesus berbicara kepadanya => Ini melemahkan kedudukan Yesus, & percakapan itu dapat menghancurkan reputasi-Nya.


Namun, Yesus tidak peduli. Ia lebih peduli akan orang ini daripada reputasi-Nya.


Kaum wanita terkubur di tempat terbawah bersama para budak & anak-anak, hingga sukar bagi kita untuk memahami status mereka yg marginal dalam kebudayaan Yahudi. Perbedaan pria & wanita adalah bagaikan siang & malam. Satu di antara enam bagian utama Mishnah (Ibr. Pengajaran : hukum lisan para rabi Yahudi yg dibukukan + 200M kemudian menjadi bagian Talmud) seluruhnya digunakan untuk menjelaskan peraturan tentang kaum wanita. Tentu saja tidak satu pun dari bagian-bagian tersebut secara khusus membahas kaum pria. Bagian Mishnah yg membicarakan ketidaksucian memuat 79 pasal hukum tentang pencemaran ritual yg disebabkan oleh haid!


Kaum wanita disingkirkan dari kehidupan masyarakat. Jika berjalan di luar rumah, mereka menutupi diri mereka dengan dua helai cadar untuk menyembunyikan identitasnya. Seorang imam kepala di Yerusalem bahkan tidak mengenali ibunya sendiri, ketika ia menuduhnya berzinah.

· Kaum wanita yang lebih ketat bahkan menutup diri mereka dalam rumah, sehingga kalau tidak akan dapat melihat sehelai rambut pun di kepala mereka.

· Di tempat-tempat umum, kaum wanita dilarang tampil. Kebiasaan sosial melarang seorang pria berada berduaan dengan seorang wanita. Kaum pria tidak berani melihat wanita yang telah menikah, atau bahkan menegurnya di jalan.

· Seorang wanita dapat diceraikan jika berbicara kepada seorang pria di jalan.

· Kaum wanita harus tinggal di rumah. Kehidupan sosial adalah milik pria.


Anak-anak gadis ditunangkan pada usia dua belas tahun dan menikah setahun kemudian. Seorang ayah dapat menjual anak perempuannya sebagai budak atau memaksanya menikah dengan siapa pun yang menjadi pilihan sang ayah, sebelum usia dua belas tahun. Setelah usia itu ia tidak dapat dinikahkan dengan orang diluar kehendaknya. Ayahnya menerima sejumlah uang yang banyak dari menantunya. Oleh karena itu, anak perempuan dianggap sebagai sumber tenaga kerja yang murah dan menguntungkan.


Di rumah, ia terkurung oleh tugas-tugas rumahtangga. Sebenarnya ia tidak lebih dari seorang budak bagi suaminya, membersihkan wajah suaminya, tangan dan bahkan kakinya. Ia dianggap sama dengan seorang budak bangsa non-Yahudi. Oleh karenanya, ia harus mematuhi suaminya seperti seorang majikan. Jika maut mengancam, nyawa sang suamilah yang terlebih dulu harus diselamatkan. Menurut hukum Yahudi, hanya suamilah yang mempunyai hak untuk menceraikan.


Tugas isteri yg terutama adalah melahirkan anak lelaki. Bila ia mandul, itu dianggap hukuman ilahi. Bila seorang anak lelaki lahir, maka di rumah terjadi sukacita besar. SEBALIKNYA, Dukacita bagi seisi rumah jika lahir anak wanita. Doa sehari-hari yang diulangi oleh seorang pria berbunyi, “Aku bersyukur kepada Allah bahwa aku tidak dilahirkan sebagai seorang wanita.”


Seorang wanita tunduk kepada kebanyakan hal-hal tabu menurut Taurat.

  • Kaum wanita tidak dapat mempelajari Hukum yang kudus, yakni Taurat.

  • Kaum wanita tidak dapat menghampiri ruangan Maha Kudus di Bait suci.

  • Pada masa penyucian diri setelah haid, mereka dilarang memasuki pelataran luar sekalipun.

  • Kaum wanita dilarang mengajar.

  • Mereka tidak boleh mengucapkan berkat sesudah makan.

  • Mereka tidak dapat menjadi saksi di pengadilan, sebab umumnya mereka dianggap pembohong.

  • Bahkan struktur bahasa pun mencerminkan status wanita yg rendah.

  • Kata sifat Ibrani untuk kata “saleh”, “adil atau benar”, & “kudus” tidak mempunyai bentuk feminin dlm PL.

Dalam konteks ini, Yesus dengan sengaja menjungkirbalikkan kebiasaan-kebiasaan sosial yang membiarkan wanita mengikuti-Nya di muka umum. Perlakuan-Nya terhadap kaum wanita menyiratkan bahwa Ia menganggap mereka sederajat dengan pria di hadapan Allah.


Yesus melakukan terobosan yang luar biasa, Yesus menyatakan bahwa wanita sundal akan memasuki kerajaan Allah lebih dulu daripada pria Yahudi yang benar (Mat 21:31, Siapakah di antara kedua org itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai (penagih-penagih pajak) & perempuan-perempuan sundal (wanita pelacur) akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah).


Tempat wanita yang menonjol dalam Kitab-kitab Injil maupun interaksi Yesus dengan mereka menunjukkan sikap-Nya yang tidak menghormati kotak-kotak seksual. Ia tidak segan-segan melanggar norma-norma sosial untuk mengangkat wanita ke martabat yang baru dan status yang lebih tinggi.


Gal. 3:28, Dalam hal ini tidak ada org Yahudi atau org Yunani,

tidak ada hamba atau org merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan,

karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.


2. YESUS MELANGGAR ATURAN WILAYAH.


Yoh. 4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria)


Ia tidak punya urusan di situ. Samaria berada di luar wilayah Yahudi. Yesus telah menyimpang ke wilayah musuh & agama saingan.


3. WANITA INI BUKAN WANITA BIASA.

Yoh. 4:16 Kata Yesus kepadanya:

"Pergilah, panggillah suamimu & datang ke sini."

17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,

18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami & yg ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."


Dia sedang terlibat dalam hubungan gelapnya yg keenam. Dia seorang peserong. Namanya dikenal setiap orang di kota itu. Para nabi dan orang-orang saleh menjauhi wanita semacam ini. Tetapi Yesus tidak. Ia mengambil resiko; Ia mempertaruhkan karier dan reputasi-Nya dengan meminta pertolongannya.


4. IA BUKAN HANYA SEORANG PESERONG, IA PUN SEORANG SAMARIA.


Para rabi Yahudi berkata bahwa wanita-wanita Samaria sejak bayi sudah mendapatkan menstruasi sejak lahir, wanita itu tidak suci. Apa pun yg ia sentuh menjadi tidak suci pula. Seluruh desa Yahudi dinyatakan tidak suci apabila seorang wanita Samaria memasukinya. Dengan minta air kepadanya, Yesus secara sengaja mengotori diri-Nya. Peraturan agama mengatakan, “Jauhkanlah dirimu sedapat mungkin dari hal-hal yg tidak suci.” Permintaan-Nya yg singkat mencemoohkan norma-norma kesucian. Yesus sama sekali keliru, melakukan hal yang salah dengan orang yg salah, di tempat yg salah. Ya, sekedar mengatakan, “Berilah Aku minum” menghancurkan lima norma sosial yg memenjarakan wanita ini dalam sebuah kotak budaya yg sempit.


Tingkah laku yg Yesus hadirkan tidak pernah terjadi sebelumnya dan ini mengejutkan wanita tersebut dan para murid. Dalam kata-katanya, “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Ketika murid-murid-Nya kembali, mereka “heran bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang wanita” (Yoh 4:9,27). Percakapan itu menghapuskan jebakan-jebakan sosial yg memisahkan orang dan mengunci mereka dalam kotak.


Yoh. 4:27 Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya & mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yg berkata: "Apa yang Engkau kehendaki?

Atau: Apa yg Engkau percakapkan dengan dia?"


Percakapan ini diawali dengan air – sebuah unsur kehidupan yg dibutuhkan setiap orang, apa pun situasi manusia kita memerlukan air. Dalam hal kebutuhan akan air, semua org sederajat. Sebagai air hidup, Yesus memberikan kehidupan bagi semua orang. Tidak ada orang lain yang memberikan kehidupan bagi semua orang. Tidak ada orang lain yg digambarkan begitu jelas dalam Kitab-kitab Injil sebagai yg menerima ungkapan pribadi Yesus mengenai identitas Mesianik-Nya. Yesus mengungkapkan diri-Nya bukan kepada para imam kepala di Yerusalem, bukan kepada para anggota Sanhedrin, bukan kepada para ahli Taurat – melainkan kepada wanita blaster peserong ini. Ia bertanya tentang Mesias. Dan Yesus menjawab dgn singkat-padat, “Akulah Dia, yg sedang berkata-kata dengan engkau.”


Yoh. 4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang,

Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."

26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yg sedang berkata-kata dengan engkau."


Betapa terjungkir baliknya! Seorang wanita najis yang berasal dari agama lawan menerima kehormatan yang tidak ada bandingnya dalam mendengar Sang Mesias sendiri mengidentifikasikan diri-Nya. Yesus tidak hanya menembus birokrasi sosial dengan meminta air. Ia mengangkat wanita yang najis ini ke dalam kedudukan istimewa. Maha Kudus menyatakan diri-Nya, “Akulah Mesias itu.” Agama mengatakan, Pewahyuan ini datang kepada orang yang tidak tepat TETAPI ANUGERAH membritahukan bahwa kita layak untuk menerima pesan ini.


Mujizat ini mendorong para penduduk desa Samaria meminta Yesus tinggal bersama mereka. Hal yg tidak pernah terjadi, kini menjadi kenyataan. Yang bermusuhan bersekutu dan makan bersama. Banyak orang menjadi percaya. Mereka memindahkan bait-bait suci, bukan dari Bukit Gerizim ke Yerusalem, melainkan kepada Bait Roh dan Kebenaran. Gereja baru orang Samaria yang blasteran inilah yang menyatakan, “Dialah benar-benar Juruselamat dunia” (Yoh 4:42). Bukan Juruselamat orang Yahudi, melainkan Juruselamat semua. Yang terhina, terbuang, musuh – Yesus menarik mereka semua keluar dari kotaknya dan mengangkatnya kepada kemanusiaan dan harkat yang sesungguhnya dalam kerajaan-Nya yang tidak lazim.


Apa masa lalumu tidak penting bagi Anugerah Allah? Dimana posisimu sekarang? Lembah bayang maut atau dunia yang gelap itu bukan penghalang bagi TERANG KRISTUS. Mimpi apa semalam, Wanita Samaria ini. Dia berbicara & menemukan pewahyuan baru. Samaria menolaknya, Yesus memilihnya untuk menaruh pesan kehidupan bagi kota lewat hidupnya. Sampah kota membawa kehidupan. Wanita/ Hawa mematikan terang di taman Eden, wanita/Maria juga yg TUHAN pilih untuk melahirkan terang bagi dunia. Bagi saya, Natal itu JEMBATAN untuk manusia menyentuh & mengalami TERANG Surgawi.



 
 
 

Comments


© 2016 Fendy Simatauw. Proudly created with Wix.com

bottom of page